Membuat film kita lebih OK!.
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam membuat film pendek. Dengan mengikuti langkah-langkah yang akan diuraikan ini, maka kita dapat mengurangi beberapa hal yang tidak seharusnya kita lakukan. Meskipun begitu, ini merupakan saran-saran saja, dan dapat dikembangkan berdasarkan keahlian dan pengalaman. Take a look..
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam membuat film pendek. Dengan mengikuti langkah-langkah yang akan diuraikan ini, maka kita dapat mengurangi beberapa hal yang tidak seharusnya kita lakukan. Meskipun begitu, ini merupakan saran-saran saja, dan dapat dikembangkan berdasarkan keahlian dan pengalaman. Take a look..
1. Apakah film Anda layak ditonton
Sebelum semuanya dimulai, maka selayaknya kita bertanya: apakah semua orang pasti menonton film yang akan kita buat ?. Jawabnya, No!. Artinya tidak semua orang ‘pasti’ akan menonton film kita. Sebelum menulis skenarionya, mari tanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu; mengapa orang harus menonton film yang akan kita buat.
Sebelum semuanya dimulai, maka selayaknya kita bertanya: apakah semua orang pasti menonton film yang akan kita buat ?. Jawabnya, No!. Artinya tidak semua orang ‘pasti’ akan menonton film kita. Sebelum menulis skenarionya, mari tanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu; mengapa orang harus menonton film yang akan kita buat.
2. Jangan mulai produksi tanpa adanya budget
Film, meskipun sederhana sangat membutuhkan biaya!. Besar biaya memang tidak terbatas, bisa besar bisa kecil. Dengan membuat prakiraan biaya (budget), maka kita akan lebih tahu apa yang harus kita lakukan dengan uang yang dimiliki. Produksi tanpa budget menyebabkan rencana-rencana tidak bisa diprediksi. Apalagi jika uang yang tersedia tidak mencukupi, bisa-bisa film yang sedang dikerjakan tidak selesai-selesai.
Film, meskipun sederhana sangat membutuhkan biaya!. Besar biaya memang tidak terbatas, bisa besar bisa kecil. Dengan membuat prakiraan biaya (budget), maka kita akan lebih tahu apa yang harus kita lakukan dengan uang yang dimiliki. Produksi tanpa budget menyebabkan rencana-rencana tidak bisa diprediksi. Apalagi jika uang yang tersedia tidak mencukupi, bisa-bisa film yang sedang dikerjakan tidak selesai-selesai.
3. Minta persetujuan pihak-pihak yang terlibat
Sebelum shooting dilakukan, ada baiknya meminta persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang terlibat didalam film, seperti aktor/aktris, music director, artwork, sponsor, atau siapa saja yang ingin berkontribusi. Bereskan dulu semua ini!. Karena kalau memintanya saat shooting dimulai, maka ‘kemangkiran-kemangkiran’ dari pihak-pihak tersebut akan terasa sulit dimintakan pertanggung jawabannya. Maka, do it Now!.
Sebelum shooting dilakukan, ada baiknya meminta persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang terlibat didalam film, seperti aktor/aktris, music director, artwork, sponsor, atau siapa saja yang ingin berkontribusi. Bereskan dulu semua ini!. Karena kalau memintanya saat shooting dimulai, maka ‘kemangkiran-kemangkiran’ dari pihak-pihak tersebut akan terasa sulit dimintakan pertanggung jawabannya. Maka, do it Now!.
4. Buatlah film pendek yang memang pendek!
Penulis naskah dan/atau sutradara harus bisa memenuhi standar yang menyatakan bahwa sebuah film adalah film pendek. Bertele-tele dalam penyajiannya akan membuat penonton bosan. Jika itu film pendek..maka harus pendek. Meskipun sulit, tapi memang harus begitu. Standar film pendek adalah maksimal berdurasi 30 menit!.
Penulis naskah dan/atau sutradara harus bisa memenuhi standar yang menyatakan bahwa sebuah film adalah film pendek. Bertele-tele dalam penyajiannya akan membuat penonton bosan. Jika itu film pendek..maka harus pendek. Meskipun sulit, tapi memang harus begitu. Standar film pendek adalah maksimal berdurasi 30 menit!.
5.
Jika memakai aktor yang tidak professional, maka lakukan castingTidak
lepas kemungkinan film pendek dibintangi oleh aktor/aktris yang tidak
professional (amatir). Ini sih wajar-wajar saja. Apalagi mereka
(mungkin) tidak dibayar. Tapi untuk memilih karakter-karakter pemain
yang sesuai, wajib melakukan pemilihan peran (casting). Jangan memilih
orang sembarangan apalagi casting baru akan lakukan beberapa saat
menjelang shooting. Berbahaya!.
6. Tata suara sebaik-baiknya
Tata suara yang buruk pada kebanyakan film pendek (meskipun memiliki konsep cerita menarik) menyebabkan tidak nyaman ditonton. Gunakan perangkat pendukung tata suara seperti boom mike untuk mendapatkan hasil yang baik. Kalau gak punya, iya beli lah atau minimal pinjam aja…
Tata suara yang buruk pada kebanyakan film pendek (meskipun memiliki konsep cerita menarik) menyebabkan tidak nyaman ditonton. Gunakan perangkat pendukung tata suara seperti boom mike untuk mendapatkan hasil yang baik. Kalau gak punya, iya beli lah atau minimal pinjam aja…
7. Yakin OK saat shooting, jangan mengandalkan post-production
Saat ini semua film kebanyakan dikerjakan dengan kamera digital. Maka tidak sulit untuk memeriksa apakah semua hasil shooting sudah memenuhi sarat atau belum dengan melakukan playback. Periksa semua! frame dialog, tata suara, pencahayaan atau apa saja. Apakah sudah sesuai dengan kualitas yang diinginkan ?. Sangat penting; periksa setelah shooting, bukan pada saat pasca produksi.
Saat ini semua film kebanyakan dikerjakan dengan kamera digital. Maka tidak sulit untuk memeriksa apakah semua hasil shooting sudah memenuhi sarat atau belum dengan melakukan playback. Periksa semua! frame dialog, tata suara, pencahayaan atau apa saja. Apakah sudah sesuai dengan kualitas yang diinginkan ?. Sangat penting; periksa setelah shooting, bukan pada saat pasca produksi.
8. Hindari pemakaian zoom saat shooting
Kameraman yang baik adalah yang bisa mengurangi zooming. Kecuali bisa dilakukan dengan sebaik mungkin. Mendapatkan gambar lebih dekat ke objek sangat baik menggunakan dolly, camera glider, atau lakukan cut and shoot!.
Kameraman yang baik adalah yang bisa mengurangi zooming. Kecuali bisa dilakukan dengan sebaik mungkin. Mendapatkan gambar lebih dekat ke objek sangat baik menggunakan dolly, camera glider, atau lakukan cut and shoot!.
9. Hindari pemakaian efek yang tidak perlu
Sebuah film pendek banyak mengandalkan efek-efek seperti; memulai film dengan alarm hitungan mundur (ringing alarm clock), transisi yang berlebihan seperti dissolves/wipe, dan credit titles yang panjang. Pikirkan dengan baik, apakah hal-hal ini perlu ditampilkan atau tidak. Pilihan yang sangat bijak jika semua itu tidak terlalu berlebihan.
Sebuah film pendek banyak mengandalkan efek-efek seperti; memulai film dengan alarm hitungan mundur (ringing alarm clock), transisi yang berlebihan seperti dissolves/wipe, dan credit titles yang panjang. Pikirkan dengan baik, apakah hal-hal ini perlu ditampilkan atau tidak. Pilihan yang sangat bijak jika semua itu tidak terlalu berlebihan.
10. Hindari shooting malam di luar ruang
Suasana gelap adalah musuh utama kamera (camcorder). Pengambilan gambar diluar ruang pada malam hari sangat membutuhkan cahaya. Apabila tidak menggunakan lighting yang cukup maka hasilnya akan jelek sekali. Meskipun dapat melakukan color correction pada saat editing, tapi sudah pasti dapat menyebabkan noise dan kualitas gambar menjadi drop. Paling baik adalah merubah skenario menjadi suasana siang hari. Tidak akan mengganggu cerita toh?.
Suasana gelap adalah musuh utama kamera (camcorder). Pengambilan gambar diluar ruang pada malam hari sangat membutuhkan cahaya. Apabila tidak menggunakan lighting yang cukup maka hasilnya akan jelek sekali. Meskipun dapat melakukan color correction pada saat editing, tapi sudah pasti dapat menyebabkan noise dan kualitas gambar menjadi drop. Paling baik adalah merubah skenario menjadi suasana siang hari. Tidak akan mengganggu cerita toh?.
14 langkah membuat film sendiri !!!
Akhir-akhir
ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang
dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film
yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat
film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah
hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film.
Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa
saja?
1. IDE
Idealnya,
IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah
karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE,
banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus,
jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia,
nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang
lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu
plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar (atau di kuburan) juga
bisa mendatangkan ide, kok…
2. Sasaran
Setelah
mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi
pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa
yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan
jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak
SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi
adegan berantem penuh darah ala film 300 nya Zack Snyder.
3. Tujuan
IDE
dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah
tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar?
Ingin mengajarkan betapa pentingnya keluarga? Ingin menyampaikan pesan
terakhir sebelum nge-bom atau pesan anti-perang dalam Platoon? Ingin
mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the
Christ? Atau mengajarkan tentang harga dari sebuah kesombongan dalam
Titanic?Apa & Kenapa?
4. Pokok Materi
Berikutnya
adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan?
Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?
5. Sinopsis
Sinopsis
adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam
ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi
cerita yang lebih detil.
6. Treatment
Tahapan
ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam
cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…
Ada
seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian
tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak
pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
7. Naskah
Naskah
adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai
penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music,
ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…
FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.
Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…
Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?
Tapi
sebuah naskah juga harus disertai yang namanya dialog. Jangan njelaskan
kesana-kemari tapi percakapannya nol (kecuali film bisu, tapi karena
kita tidak sedang bicarain film bisu, kita tidak usah membicarakannya
disini). Banyak sekali tipe dialog, tapi yang pasti, dialog yang baik
adalah dialog yang yang bisa menjelaskan/menggambarkan suasana hati,
keadaan, dan situasi yang dialami para karakternya, yang sedang terjadi
dalam suatu scene adegan. Ada dialog yang sangat sederhana, sampai
dialog yang sangat dalam hingga kita seakan-akan ikut merasakan apa yang
dirasakan oleh para pemain film yang bersangkutan, bahkan tak sedikit
terdapat dialog yang konyol dan terkesan membodohi audiensnya. Banyak
sekali macamnya. Tergantung kita ingin memakai yang seperti apa.
Contoh
dialog bawah ini adalah potongan dialog dalam film Batman Begins,
dimana kebanyakan dialog yang bertebaran sepanjang keseluruhan durasi
film ini memiliki kekuatan di atas rata-rata & menurut saya ini
adalah salah satu film dengan bahasa berat namun mudah dicerna, memiliki
banyak makna dalam setiap scene adegannya, plot twist, serta jumping
scene yang maju mundur, namun kita, para audiensnya, saya yakin bisa
menerimanya atau bahkan ikut larut terbawa arus penceritaan didalamnya.
Adapun potongan dialog tersebut adalah sbagai brikut:
(Sebuah scene di sebuah lift di dasar terowongan BatCave, ketika api menjilat-jilat panas nun jauh di atas sana)
Alfred : kenapa kita jatuh, Tuan Wayne?
Bruce Wayne : (diam keheranan sambil menatap Alfred)
Alfred : (Sambil tersenyum, ia menjawab) Supaya kita bisa belajar bangkit kembali.
Bruce Wayne : Belum hilangkah keyakinanmu padaku?
Alfred : (menjawab dengan suara lantang dan penuh rasa optimis, dengan tetap tersenyum) Tidak pernah.
8. Pengkajian
Pengkajian
disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli
media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan
semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…
9. Produksi Prototipe
Proses
ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah,
casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set,
penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan
anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar
sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya
adalah editing).
10. Uji coba
Uji
coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil
orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan
para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon
audiens.
11. Revisi
Setelah
ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah,
banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji
coba dan revisi ini.
12. Preview
Preview
itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media,
sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat
dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah
semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa
dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum
sebuah film diluncurkan secara resmi.
13. Pembuatan Bahan Penyerta
Bahan
Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika
film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang
mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.
14. Penggandaan
Tahap
terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh
para Joni (-inget Film Janji Joni-, tapi ini terjadi pada jaman dulu
kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).
Nah,
demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap
untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi
film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah
kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi.
SEMANGAT!!!
N.B:
Saya persembahkan hasil pemikiran saya selama setahun terakhir ini buat
mereka, para MovieFreak & Moviegoers sejati. Saya merangkum dan
menulis secara diam-diam blog saya ini tanpa sepengetahuan siapapun,
sebelum saya add ke FS saya pribadi. Saya menyadari bahwa saya hanyalah
mahasiswa yang peduli terhadap perfilman, bukan asli insan film,
sehingga jika masih terdapat banyak kekurangan, saya mohon maaf
sebesar-besarnya. Walaupun begitu, inilah tulisan saya, inilah kumpulan
artikel yang saya rangkum dan saya perdalam sendiri, dari berbagai media
dengan segala keterbatasan waktu, pikiran, dan tenaga saya. Semoga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Salam.
0 komentar:
Posting Komentar